NGAWI — Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Ngawi meresmikan Kosti Ngawi (Komunitas Sepeda Tua Indonesia) pada Sabtu (27/10/2018) malam di alun-alun Ngawi dalam acara Parade Onthel Benteng Pendem Van Den Bosch.
Merupakan kabar menggembirakan bagi para pecinta onthel (baca: sepeda tua) klasik ini, pasalnya komunitas onthel di Ngawi sudah lama eksis, hanya saja belum dilegalkan oleh pemerintah setempat. Beruntung, jelang Hari Sumpah Pemuda 2018, Kosti Ngawi telah diresmikan.
Malam tadi, Alun-alun Ngawi disulap menjadi markas para pecinta onthel se-Indonesia. Terlihat banyak stand yang menjual aksesoris, pun pula onthel klasik. Masyarakat Ngawi diajak bernostalgia dengan keberadaan komunitas ini. Sesuatu yang dianggap tua ternyata bisa menjadi istimewa di tangan para pecintanya.
Selain stand-stand para penjual aksesoris sepeda, terdapat pula stand untuk service onthel gratis. Komunitas onthel se-Indonesia memberikan dukungan kepada Kosti Ngawi dengan hadir di acara peresmian Kosti Ngawi.
Peresmian Komunitas Sepeda Tua Indonesia Kabupaten Ngawi Dihadiri Para Pecinta Onthel dari Berbagai Daerah. Komunitas onthel datang dari berbagai daerah untuk memberikan dukungan. Ada komunitas onthel dari Bali, Palangkaraya, Depok, dan juga Jember. Tim KampoengNgawi sempat berbincang dengan member Kosti Jember yang memulai perjalanan sejak hari Rabu dari Jember.
Menurut pengakuan mereka, para member komunitas onthel ini tidak ambil pusing soal biaya, karena mereka sangat solid dan loyal, di tiap-tiap daerah akan dengan sangat terbuka menerima member lain bila ada yang mampir.
“Soal ongkos saya gak khawatir, saya bisa mampir ke Kosti tiap kota dan biasanya ada jamuan makan,” terang Ariyanto salah satu member Kosti asal Jember.
Puncak acara peresmian Kosti Ngawi adalah semua member diajak berkeliling kota Ngawi. Dimulai dari alun-alun Ngawi menuju ke jalan Dungus, Kartonyo, Trunojoyo, RSUD dr Soeroto, kemudian mampir ke benteng Van Den Bosch untuk memperkenalkan wisata sejarah, dan dilanjutkan menuju Jalan Patiunus melewati Kepatihan dan berakhir di alun-alun Ngawi.
“Bisa dibilang ini sebagai pesta para pecinta onthel, karena hampir se-Indonesia bisa datang dan berkumpul di alun-alun Ngawi, momen langka ini sangat kami maksimalkan,” ujar Danu salah satu panitia dari Kosti Ngawi.
Ariyanto juga menambahkan bahwasanya sangat bersyukur karena Kosti Ngawi memberi jamuan maksimal hingga menyiapkan tenda untuk menginap, dapur, serta servis onthel gratis. Semua pecinta onthel klasik yang hadir berharap Kosti Ngawi bisa terus maju dan berkembang. (kn/fri)