NGAWI – Sederhana bukan berarti tidak bermakna. Dengan kesederhanaan, banyak hal yang bisa dibuktikan bahwa yang sederhana juga bisa menjadi istimewa. Seperti halnya sebuah grup musik asal Ngawi yang bernama Al Barokah. Grup Musik Al Barokah Ngawi Berkarya Seni dengan Alat Sederhana dan Seadanya.
Al Barokah merupakan sekelompok pemuda asli Ngawi yang mengangkat musik patrol dengan kreatif dan energik. Musik Patrol merupakan paduan alat musik tradisional dan modern, yang menampilkan perpaduan alat-alat sederhana seperti kenthongan bambu, alat bekas rumah tangga, juga bekas penggorengan.
Ternyata grup musik patrol asli Ngawi ini sudah tampil di berbagai kota. Al Barokah pernah “manggung” di Ponorogo, Magetan, Madiun, Caruban, dan tentunya Ngawi. Minggu kemarin, Jumat (16/03/2018), Al Barokah diberi kesempatan tampil dalam Gebyar Seni Budaya Mataraman yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur dalam rangka sosialisasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018.
Menurut Rio Pororo, nama salah satu personil grup, Al Barokah terbentuk sejak tahun 2016 lalu. Penamaan “Al Barokah” didasari pada saat pembentukannya adalah di bulan Ramadhan, bulan penuh barokah. Nama itu sekaligus menjadi doa dan harapan, bahwa grup musiknya akan menjadi keberkahan bagi personilnya.
Grup Musik Al Barokah Ngawi Berkarya Seni dengan Alat Sederhana dan Seadanya. Jumlah personil dalam grup ini ada 7 orang, mereka adalah Favian Eka Putra, Bagus Cristriyanto, Muhammad Averil Prasdiatama, Rio Pororo, Septia Richo Saputra, Olgha Bian, dan Alfian Joga D. Meskipun diakui iseng oleh Rio, Al Barokah pernah menjuarai lomba Tektur se-Kabupaten Ngawi beberapa waktu lalu.
“Selalu seru saat kumpul atau latihan, karena bisa saling tukar fikiran, enjoy, dan penuh kebersamaan. Meskipun kadang membuat alat musiknya yang berupa kentongan bambu itu dadakan, kami selalu mencoba untuk terus menonjolkan keunikan bambu sebagai ciri khas Kabupaten Ngawi,” ungkap Rio kepada redaksi KampoengNgawi.
Lebih lanjut Rio menyampaikan bahwa ketujuh personil Al Barokah ini merupakan anggota dari Ngawi Music Community, sebuah komunitas musik di Kabupaten Ngawi. Biasanya mereka berlatih di rumah salah satu personil bernama Pras (panggilan akrab : Muhammad Averil Prasdiatama) yang berada di depan Perhutani Ngawi.
“Kita latihannya juga dadakan, semisal dapat job seminggu sebelumnya kita memprsiapkan semuanya dan baru latihan. Latihannya sendiri di rumahnya Pras yang pegang floor drum,” terang Rio.
Lebih jauh, Rio berharap semoga Al Barokah bisa tetap solid, tetap selalu berkarya seni maupun dengan alat sederhana dan seadanya, dan tetap selalu bisa menghibur masyarakat dengan cara yang unik dan berbeda. (kn/cse)