Petugas BPBD Ponorogo Ali Marsono di Ponorogo Selasa mengatakan, bencana karhutla (kebakaran hutan dan lahan) ini sempat memicu kepanikan warga karena api terus merembet mendekati permukiman warga di Desa Tatung dan Muneng Kecamatan Balong serta Desa Sukosari Kecamatan Kauman.
“Upaya pemadaman sulit karena lahan yang terbakar cukup luas sementara petugas kita sedikit,” kata Ali Marsono.
Angin yang cukup kencang membuat api sulit dipadamkan. Akhirnya tim BPBD berfokus pada laju api agar tidak merembet ke permukiman warga, kendati api belum sepenuhnya padam.
Baca juga: BPBD Ponorogo imbau warga waspada potensi karhutla
“Hingga saat ini sudah berhasil memadamkan sebagian, tapi sebagian lagi belum dipadamkan karena terbatasnya petugas dan juga kalah dengan angin atau pun laju api. Tapi kita sudah buat pembatas di tiap titik supaya api tidak semakin meluas ke permukiman warga,” kata Ali.
Keterangan dari sejumlah warga, api pertama kali muncul menjelang petang, di mana lokasinya berada di sekitar puncak Gunung Gombak.
Titik api yang awalnya terpantau kecil tersebut dengan cepat membesar dan menyebar ke seluruh bagian Gunung Gombak.
Akhirnya wilayah yang terbakar mencapai sekitar tujuh hektare.
Bahkan api merembet hingga ke lereng gunung dan nyaris mendekati permukiman warga sekitar.
“Merembet dan meluasnya cepat, karena kondisi angin yang kencang. Luas lahan yang terbakar hampir sampai ke permukiman warga,” kata Darto, warga Desa Muneng Kecamatan Balong.
Warga yang merasa was-was jikalau api merembet ke permukiman akhirnya memilih berjaga-jaga.
Sedangkan tim BPBD melakukan pemadaman agar api tidak merembet serta terus meluas.
“Kurang tahu penyebabnya, tapi ya diduga karena human error bisa saja putung rokok, kemungkinan sudah terbakar sejak siang dan baru terlihat malam,” katanya.