Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Wahyu Hidayat di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu mengatakan bahwa Qrupi tidak hanya difungsikan untuk memantau aktivitas seorang pelajar, tetapi juga progres perkembangannya.
“Sudah kami uji coba di beberapa sekolah, baik sekolah dasar maupun sekolah menengah atas. Alhamdullilah dari guru dan siswa responnya bagus,” kata Wahyu.
Wahyu menyatakan perkembangan yang dimaksud adalah pola pendidikan karakter bagi anak.
“Juga bisa melihat karakter dari anak-anak, mudah-mudahan bisa membuat pendidikan Kota Malang lebih baik,” ucapnya.
Sementara, CEO Jaxer Soemitra Nusantara Ansari Kadir menyatakan aplikasi Qrupi memiliki cara kerja yang tidak rumit, yakni hanya perlu melakukan scanning kode batang pada baju sekolah siswa.
Data yang terlacak itu dijadikan bahan pengawasan, baik oleh sekolah maupun orang tua terutama menyangkut kedisiplinan pelajar. Dia menyebut aplikasi yang diluncurkan ini juga berbasis kecerdasan buatan, data yang ada sesuai kondisi riil di lapangan.
“Aplikasi ini bisa menyelesaikan masalah sisi motivasi dari anak-anak, orang tua bisa mengawasi dari rumah. Sedangkan gurunya tidak perlu memanggil orang tua ke sekolah setiap minggunya,” kata Ansari.
Dia optimistis melalui aplikasi itu pelajar di Kota Malang mampu tumbuh menjadi sosok yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
“Orang tua dan guru sudah kita tampilkan semua jadi orang tua bisa tenang, dan siswa juga merasa mendapatkan hadiah,” ucapnya.