NGAWI – Puncak Hari Aksara Internasional (HAI) ke-54 tingkat Provinsi Jawa Timur tahun ini digelar di Alun-Alun Merdeka Kabupaten Ngawi mulai Rabu (06/11/2019).
Sejumlah stand perwakilan dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur menghiasi alun-alun yang diklaim terluas se-Indonesia tersebut dengan berbagai inovasi tampilan dan beragam informasi di dalamnya.
Mewakili Gubernur Jawa Timur, Plt Asisten 1 Pemprov Jatim Himawan Estu Subagijo membuka kegiatan yang diisi dengan pameran literasi, seminar, berbagai pertunjukan, serta agenda lainnya hingga lusa, Jumat (08/11/2019).
Dalam sambutan pembukaan, Himawan menjelaskan beberapa langkah yang diambil pemerintah untuk memerangi angka buta aksara, di antaranya, menyusun strategi percepatan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara optimal, serta meningkatkan koordinasi secara keseluruhan.
Sebagaimana Himawan membacakan sambutan Gubernur Jawa Timur, bahwasanya pemberantasan buta aksara bukan hanya membantu masyarakat mampu membaca dan menulis, namun lebih kepada pemberdayaan masyarakat agar lebih sejahtera.
“Gubernur mengimbau kepada para orang tua untuk membuat kesepakatan dengan buah hatinya terkait jam menonton televisi, meminta guru serta pemerintah daerah untuk meningkatkan budaya membaca, memperbanyak taman bacaan, memberikan apresiasi kelompok atau personal yang gemar membaca, serta menyediakan buku-buku bacaan yang murah dan berkualitas,” ujar Himawan menyampaikan sambutan Gubernur Jawa Timur.
Lebih lanjut harapan Gubernur Jawa Timur, dengan melibatkan semua pihak, angka minat membaca di Jawa Timur akan semakin meningkat dan mengurangi angka buta aksara.
Puncak Hari Aksara Internasional ke-54 Provinsi Jawa Timur Digelar di Alun-Alun Ngawi. Nampak hadir dalam pembukaan kegiatan ini Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono beserta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan pejabat terkait lainnya.
Kegiatan yang bertujuan mengingatkan masyarakat internasional akan pentingnya melek aksara bagi individu, komunitas dan masyarakat, serta mengingatkan perlunya upaya yang intensif dalam upaya pemberantasan buta huruf ini mengusung tema “Ragam Budaya Lokal Dan Listerasi Masyarakat.”
Pihak panitia yang merupakan tim dari Provinsi dan sekaligus dari Ngawi sebagai tuan rumah telah menyiapkan berbagai kegiatan yang diharapkan mampu membangkitkan semangat pejuang pendidikan dalam memberantas buta huruf. (kn/cse)