Ulah Sekda Ngawi Siswanto ini mungkin geregetan gara-gara lampu tulisan Ngawi Ramah tak kunjung diperbaiki rekanan. Pada hari Selasa (6/1) lalu sekitar pukul 14.00 WIB Siswanto nekat naik crane milik DPU BMCK dan Kebersihan mencopot tulisan Ramah. Tulisan Ramah Dicopot Sekda Siswanto. Dia ditemani Kepala UPT Alun-alun Merdeka Peggy Yudho Subekti. ‘’Sudah pernah saya panggil bilangnya mau diperbaiki, tapi karena tidak segera dilakukan maka saya copot sendiri untuk dibenahi,’’ ujar Sekda Siswanto, kemarin (7/1).
Seperti dilansir Radar Lawu, Kata Siswanto, upaya pemanggilan PT Selo Tirto, selaku rekanan sudah dilakukan sebulan lalu. Sekda meminta agar tulisan Ngawi Ramah diperbesar ukurannnya. Termasuk lampu pada tulisan Ramah yang mati dibenahi agar menyala. Itu merupakan rekomendasi pula dari warga dan DPRD. Sebab matinya lampu tersebut menjadi nilai minus pada proyek face-off. Namun sampai dicopotnya tulisan justru rekanan tidak menunjukan batang hidungnya. ‘’Karena lokasinya di alun-alun menjadi sorotan masyarakat dan perbincangan dewan banyak,’’ ungkapnya.
Dia mengaku sudah meminta izin Bupati Budi Sulistyono untuk memperbaiki nilai minus itu. Sebab dalam perbaikan tersebut tidak hanya membenahi lampu tapi juga memperbesar ukuran. Terkait ukuran slogan sekda mengaku bahannya lebih baik menggunakan jenis stainless. ‘’ Sebenarnya lampunya mati itu mudah dibenahi dengan dilakukan pengelasan atau di lem. Tapi karena kurang besar sehingga dibuat ulang yang lebih besar agar lebih gagah,’’ paparnya.
Siswanto mengatakan saat ini proyek tersebut memasuki masa pemeliharaan atau masih menjadi tanggungan PT Selo Tirto. Namun, dia tidak memiliki pilihan jika masukan tidak digubris. Karena dia tidak ingin pemkab dinilai tutup mata dengan kondisi tersebut. Yang terpenting baginya slogan Ngawi Ramah itu segera terpasang sesuai dengan masukan dari semua elemen masyarakat. ‘’Yang terpenting sudah terpasang,’’ ungkapnya.
Sementara Bupati Budi Sulistyono saat dikonfirmasi mengatakan jika tulisan slogan Ngawi Ramah itu akan diganti lebih besar. Sebab ukuran yang lama dinilai terlalu kecil sehingga kurang gagah jika dilihat dari jarak 100 meter. Untuk itu dia meminta sekda agar mengantinya dengan ukuran yang lebih besar. Sebab dia tidak ingin, slogan tersebut bermasalah di kemudian hari. ‘’Bahannya harus berkualitas karena jika ukurannya diperbesar, bergeser nggak jika kena angin karena anginnya kan cukup kencang,’’ ungkapnya.