“Kami sangat bangga dan mengapresiasi pihak JFC melibatkan kami dalam menampilkan pasangan pengantin tradisional inovasi dalam kegiatan karnaval kelas dunia,” kata Ketua Harpri Jember Lilik Yuliastutik di kabupaten setempat, Senin.
Ia mengatakan pihaknya merias sebanyak lima pasangan pengantin yakni pengantin Yogya Putri Inovasi, pengantin Solo Basahan, pengantin Jember Sari, pengantin Jember Sari Muslim, dan pengantin Gaun Panjang Berkerudung.
“Totalnya kami melibatkan sebanyak 20 orang untuk merias dengan keahlian masing-masing, jadi perias yang biasa merias pengantin Yogya tidak boleh merias pengantin Jember Sari atau sebaliknya karena memiliki aturan dan ketentuan dalam merias,” tuturnya.
Selain lima pasangan pengantin, lanjut dia, ada empat orang Nini Towok sebagai penari untuk mengiringi para pengantin karena dulu ada mitos bahwa pengantin biasanya akan dimakan raksasa jahat (Batara Kala).
“Nah peran Nini Towok menghalangi para raksasa jahat itu untuk mengganggu pasangan pengantin yang akan menikah, sehingga kami menampilkan riasan hingga kostum pengantin sesuai dengan pakemnya dan ada sentuhan inovasi,” katanya.
Ia menjelaskan make up para pengantin dalam Wedding Carnaval tentu berbeda dengan pengantin pada umumnya karena make up dan aksesoris pada pengantin yang mengikuti karnaval lebih mencolok lagi.
“Saya yakin tren rias pengantin tradisional dengan sentuhan inovasi akan menjadi pilihan masa kini bagi calon pengantin yang mau menikah, sehingga para perias pengantin bisa lebih maksimal untuk memberikan sentuhan kontemporer,” ujarnya.
Beberapa pasangan pengantin berlenggak-lenggok di catwalk dengan make up dan busana pengantin dalam ajang Exhibition JFC yang digelar di alun-alun Jember pada Minggu (4/8/) malam.