NGAWI — Sebuah pabrik pakan ternak PT Widodo Makmur Unggas dengan luas lahan 12 hektar diperkirakan bisa mulai beroperasi pada kuartal 1 tahun 2021 mendatang.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris PT Widodo Makmur Unggas (WMU) Puti Retno Ali yang menyampaikan bahwa kehadiran pabrik itu akan menjadi salah satu batu pijakan menuju initial public offering (IPO).
Puti menyebutkan, produksi pakan ternak dari pabrik di Ngawi akan digunakan untuk kebutuhan sendiri sebesar 50.000 ton per bulan. Saat ini, perusahaan memiliki sejumlah peternakan di 8 lokasi yang tersebar di Pulau Jawa.
WMU telah menandatangani nota kesepahaman [memorandum of understanding/MoU) dan surat perintah kerja dengan afiliasi Fuji Electric Group untuk pembangunan pabrik pakan ternak di Ngawi, Jawa Timur.
Penandatanganan perjanjian kerja sama itu disaksikan oleh pendiri Widodo Makmur Unggas, Tumiyana, dan Presiden Direktur Widodo Makmur Perkasa Group. Pabrik itu akan menjadi salah satu pabrik pakan terbesar karena memiliki kapasitas 140 ton per jam.
Pabrik dengan nilai investasi Rp 650 miliar dibangun di Ngawi karena dinilai dekat dengan pelabuhan, sehingga memudahkan distribusi pakan ke seluruh Nusantara dan mendekati raw material pakan.
Sebagaimana diketahui PT WMU saat ini terus mematangkan rencana IPO pada Oktober 2020 dengan menargetkan dapat meraup dana senilai Rp 2 triliun dengan melantai di bursa. WMU telah berdiri sejak 1995 dan memiliki lini pada bisnis peternakan serta komoditas.
“Pembangunan pabrik tersebut merupakan rangkaian dari upaya untuk mendukung bisnis WMU sekaligus turut berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja di tanah air, khususnya di Ngawi, Jawa Timur” terang Tumiyana.
PT WMU merupakan perusahaan yang bergerak di bidang peternakan ayam terintegrasi. Perusahaan ini sebelumnya juga bekerja sama dengan The Sandi Group (TSG) Global Holdings mengembangkan peternakan unggas dengan teknologi terbarukan di Afrika.
Kerja sama tersebut merupakan kelanjutan dari kegiatan Indonesia Africa Forum (IAF) 2018, dan Dialog Infrastruktur Asia Afrika 2019 yang dilaksanakan di Bali. Saat itu, Indonesia dan Afrika sepakat untuk menjajaki pengembangan bisnis baru di berbagai sektor. (*/cse)