NGAWI™ Pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang mengambil lakon Begawan Cahyo Bawono dengan dalang legendaris, Ki Anom Suroto yangmengambil tempat di Alun-alun merdeka, diselenggarakan oleh Pemkab Ngawi dalam rangka HUT Kabupaten Ngawi ke-656 sekaligus HUT RI ke-69 pada Jum’at malam, (05/09).
Pada kesempatan yang sama, Bupati Ngawi Budi Sulistyono sesuai sambutanya dijelaskan seni kebudayaan khususnya wayang kulit menjadi simbol seni tradisi Jawa yang adiluhung.
Tidak hanya sampai disitu saja pagelaran seni dan semacamnya menjadi agenda rutin yang akan selalu digelar menuju Ngawi Spetakuler sekaligus menyambut kunjungan wisata tahun 2017 dalam tema Ngawi Visit Years.
Pada hari sebelumnya, digelar tari orek-orek massal yang memecahkan rekor MURI baik nasional maupun internasional dengan melibatkan lebih dari 15 ribu penari dari kalangan pelajar SD sampai SLTA yang dilaksanakan pada 31 Agustus lalu.
Sementara dapat diceritakan pagelaran wayang kulit ini, diawali dengan perseteruan antara Pandhawa dengan rival beratnya Kurawa. Kedua kubu ini saling beradu argument hingga memanaskan situasi persidangan yang tengah berlangsung.
Bahkan segala rekadaya dilakukan Kurawa salah satunya menyamar sebagai Pandhawa hingga terkesan ada kembaranya. Meski keputusan awal sudah jelas siapa yang berhak menerima anugerah Tirtomarto namun Kurawa tetap saja merasa tidak puas.
Alhasil, berkat keuletan dan kesabaran Pandhawa terlebih melalui jalur kebenaran sesuai fakta lapangan tidak urung Pandhawa tetap disahkan untuk memboyong wahyu Tirtomarto.
|SinarNgawi