Bentuk GKP ASI, ‘Aisyiyah Ngawi Libatkan 6 Unsur Warga. Mereka yang terlibat dalam pembentukan Gerakan Kelompok Pendukung ASI (GKP ASI) ini adalah perangkat desa, penggerak PKK, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Bidan, dan warga.
Melansir dari Situs resmi Aisyiyah, pembentukan kelompok ini ditandai dengan pembacaan 5 poin komitmen yang menjadi landasan gerakan di Pendopo Museum Trinil, Ngawi, pada Minggu (14/12/2014). Lima poin komitmen tersebut meliputi pertama, mendukung pelaksanaan IMD dan pemberian ASI Eksklusif. Kedua, memberikan ASI saja pada bayi usia 0-6 bulan, memberikan makan pendamping ASI setelah 6 bulan dan ASI terus diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Ketiga, tidak memberikan dot dan susu formula selama bayi berusia 0-6 bulan. Keempat, menyebarluaskan informasi tentang ASI Eksklusif ke seluruh masyarakat. Kelima, melestarikan kegiatan KP ASI.
Menurut Ariek, penggerak GKP ‘Aisyiyah, selain dilibatkan sebagai penggerak, pihak di atas juga dimasukkan dalam struktur kepengurusan tim GKP ASI. Ari mencontohkan tenaga media yang menjadi koordinator desa. Sementara itu, Ariek menambahkan, untuk mendorong keperdulian kelompok lelaki pada isu ASI, GKP sepakat menempatkan Kepala Dusun (Kasun) sebagai koordinator gerakan di setiap dusun.
“Kami sengaja menyepakati Kasun menjadi coordinator. Itu khan semua kasunnya laki-laki, jadi harapannya dengan begitu kelompok laki-laki di setiap dusun ikut bergerak mengkampanyekan pentingnya ASI bagi bayi” ucap Ariek melalui wawancara via telepon.
Sebagai langkah awal, GKP melakukan sosialisasi mengenai pentingnya pemberian ASI seperti dalam pertemuan tersebut yang menurut Ariek mendapatkan respon positif dan antusiasme. Khususnya dari kelompok suami.
“Ke depannya, tim akan mensinergikan GKP ASI dengan program-program yang ada di desa supaya penyebarannya lebih merata.” Tandas Ariek.