Bencana tanah longsor kembali melanda wilayah Indonesia. Jumat pekan lalu, 12 Desember 2014, sekitar pukul 18.00 WIB, warga Dusun Jemblung, Desa Sampang, Karangkobar, Banjarnegara Jawa Tengah, dikagetkan dengan suara gemuruh yang datang dari atas bukit. Tanah dalam jumlah banyak ambruk, menimpa apapun di bawahnya.
Sejauh ini korban meninggal yang telah ditemukan mencapai 47 orang. Puluhan lainnya belum ditemukan. Pemukiman warga terkubur tanah.
Peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adrin Tohari, Senin 15 Desember 2014, membeberkan beberapa karakter lahan yang rawan longsor, seperti dilansir VivaNews. Ciri – Ciri Lahan yang Rawan Longsor sebagai berikut:
- Petama, Lereng kemiringannya curam.
- Kedua, Tanahnya gembur.
- Ketiga, ditemukan banyak mata air
Dijelaskan, banyaknya mata air dalam lereng atau bukit, terutama saat musim hujan, wajib diwaspadai. Sebab, adanya mata air menunjukkan adanya air tanah pada lereng maupun bukit.
“Nah, air tanah akan mudah naik saat musim hujan dan akan mendorong tanah gembur. Karena posisinya curam, maka itu makin mudah meluncurkan longsor,” jelas doktor jebolan Okayama University, Jepang.
Ia mengakui pandangan awam memang melihat mata air masih menjadi penarik bagi warga untuk mendirikan pemukiman. Karena mata air menjadi sumber kehidupan.
Namun demikian, Adrin meminta warga agar memahami potensi jika bermukim di lereng curam dengan adanya banyak mata air.
“Jadi masyarakat yang tinggal di lereng curam, waspada di musim hujan. Lereng kecil dan tanah labil bisa berpotensi jadi longsor besar,” kata dia.
Adrin menambahkan, wilayah di Kecamatan Karang Kobar, Banjarnegara memang memiliki karakter tanah yang lapuk yang terbentuk dari endapan abu vulkanik di masa lalu.
“Jadi tanah cenderung gembur, tak padat. Mudah sekali runtuh akibat air hujan juga,” ujar Adrin. Itulah beberapa Ciri – Ciri Lahan yang Rawan Longsor.