Tahun 2014 telah kita tinggalkan dan kita bersiap menyongsong masa depan kita dengan resolusi, untuk itu kita coba menggagas sebuah resolusi untuk Anda pikirkan. Resolusi Tahun 2015.
Sudahkah Anda membalas budi ibu yang melahirkan Anda? Ibu adalah hadiah terbesar untuk Anda dan kasihnya yang tak terbatas akan terpancar dari matanya yang selalu melihat ke dalam hati Anda. Mungkin dia tidak pernah secara terbuka menyatakannya, tetapi, percayalah bahwa tiada kasih yang lebih besar daripada yang dimiliki ibu Anda. Sudahkah Anda bertindak dengan adil kepadanya? Pernahkah Anda menyatakan terima kasih kepadanya karena telah dilahirkan ke dunia, atau justru Anda mengutukinya karena hidup Anda sengsara?
Jangan salahkan ibu, ingatlah setiap orang sanggup melakukan apa saja yang dipikirkannya terlepas dari fakta yang dihadapi. Sebaiknya Anda mulai mempercayai kalimat pendek ini. Ingat juga segala sesuatu yang ingin Anda capai di dunia fana ini selalu membutuhkan waktu dan ruang. Jadi, apabila sekarang hidup Anda sengsara, itu bukan salah ibu tetapi mungkin Anda butuh waktu untuk memperbaikinya sejauh usaha Anda adalah sesuatu yang benar.
[quote style=”2″]
Pertanyaannya adalah bagaimana segala yang kita pikirkan sebelumnya menjadi kenyataan, terutama kalau pikiran tersebut merupakan hasrat dan obsesi kita?
[/quote]
Seperti yang saya katakan sebelumnya, kalau kita memiliki hasrat yang menjadi obsesi kita, maka secara tidak langsung tubuh kita, usaha kita, pikiran kita, dan segala langkah kita dan kegiatan kita akan selalu mengarah kepada apa saja yang sedang kita pikirkan tersebut.
Di samping itu, dunia memiliki ‘hukum’ yang mengatur itu, saya sebut saja ‘hukum menabur dan menuai’. Kalau ingin menuai kekayaan Anda harus menanam modal. Kita tidak dapat menjadi kaya dengan menangisi kemiskinan kita, bukan? Kalau ingin punya reputasi baik, tentu saja menanam kebaikan di masyarakat. Kalau ingin menuai keahlian tentu saja harus melatih diri (sama seperti menabur) dalam keahlian tersebut. Semua ‘penaburan’ (usaha) tersebut tidaklah mudah dan akan melewati rintangan yang tidak sedikit, itulah sebabnya kecuali kita benar-benar tahu apa yang kita inginkan dan menjadi terobsesi olehnya, maka kita tidak akan memiliki kemampuan melewati semua rintangan untuk meraih keberhasilan.
Jadi, sebelum ibu Anda meninggalkan Anda untuk selamanya, pastikan Anda sudah membalas budinya. Kalau dia tidak pernah menyatakan kasihnya secara terbuka, hal itu sesungguhnya karena keterbatasannya, bukan karena dia tidak memiliki kasih.
Kalau dia pernah tidak sependapat dengan Anda atau mengernyitkan dahinya karena perilaku Anda, itu karena kekhawatirannya. Ibu selalu khawatir ada sesuatu yang akan mencelakai atau menyakiti anaknya.
Dia berjuang di tepi kematian ketika melahirkan Anda. Ada seorang ginekolog yang pernah berkata, “Setiap ibu yang melahirkan mengalami pendarahan. Setiap pembuluh darah dalam tubuhnya secara otomatis tertutup. Bila pendarahan tersebut tidak berhenti, maka untuk menolong nyawanya dengan transfusi darah adalah tidak mungkin. Dia akan mati kehabisan darah untuk anak Anda.” Jadi, sudahkah Anda bertindak adil kepadanya? Kalau belum, lakukan mulai sekarang hingga dia meninggalkan Anda kelak, karena dia pantas memperoleh perlakuan seperti itu. Waktu muda, dia memelihara Anda, sekarang adalah saatnya Anda melakukan yang sama untuknya.
Dia tidak minta agar Anda memberinya kekayaan, namun dia ingin menyaksikan Anda bahagia dan tabah dalam menghadapi setiap tantangan hidup. Dia akan bangga memiliki anak seperti itu, bukan anak yang bergelimang dengan kekayaan dan kekuasaan. Kekayaan dan kekuasaan itu hanya baik baginya kalau Anda menggunakan dengan adil untuk sesama manusia, sehingga tidak ada orang yang mengutuki Anda kelak.
Dia akan bangga memiliki anak yang membina keluarganya dengan bahagia dan yang membesarkan cucu-cucunya dalam kepatutan. Dia tidak meminta banyak. Dia akan ikut merasa sakit bila Anda sakit; dia akan menangis bila Anda sedih; dia akan tertawa melihat Anda berhasil; dia akan ikut prihatin bila Anda memperoleh tantangan. Ibu Anda akan selalu berdoa mungkin secara diam-diam agar anaknya selalu keluar sebagai pemenang tanpa mencelakai orang lain tentunya. Dia akan meninggal dengan tenang menyadari bahwa semua anaknya telah sanggup menghadapi tantangan hidup. Jadi, sudahkah Anda bertindak adil kepada ibu Anda?
Itu akan merupakan resolusi yang paling mulia dan agung bagi Anda dan keluarga Anda di manapun Anda berada untuk tahun 2015. Jagalah ibu Anda di hari tuanya, jangan biarkan dia merasa kesepian dan ‘dikubur’ sebelum meninggal, karena anak-anak terlalu sibuk mengurusi ambisi besar mereka. (keluarga.com)