NGAWI — Sebagai tindak lanjut dari rapat koordinasi pembahasan strategi pengendalian hama tikus yang makin merajalela di kabupaten Ngawi, pemerintah daerah Ngawi mengajak para petani melakukan gropyokan, Rabu (14/01/2021).
Gropyokan hama tikus ini dilakukan sebagai salah satu alternatif pembasmian bagi para petani dan memberikan edukasi untuk meninggalkan memasang jebakan listrik yang sangat membahayakan nyawa manusia.
Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar yang turut terjun ke salah satu lokasi di desa Jatirejo, kecamatan Kasreman menegaskan bahwa pihaknya melarang adanya jebakan listrik untuk pembasmian hama tikus di sawah.
“Pembasmian hama tikus dengan menggunakan jebakan listrik tidak diperbolehkan. Karena sudah banyak memakan korban jiwa,” ujarnya.
Lebih lanjut Ony menyebutkan bahwa secara berkelanjutan, selain Gropyokan, dari Dinas Pertanian memberikan saran mengendalikan hama tikus dengan Trap Barrier System (TBS). Dari beberapa pengalaman, TBS dinilai efektif dalam pengendalian hama tikus.
“TBS diterapkan secara masif di 19 kecamatan di Kabupaten Ngawi,” imbuh Ony.
Barrier berupa plastik, lanjut Ony, secara bersama-sama dipasang di sawah dengan diberi lubang dengan jarak 20 sampai 50 meter untuk memasang jebakan tikus tersebut.
Diketahui bahwa pelaksanaan gropyokan tersebut dilakukan serentak di 19 wilayah kecamatan di kabupaten Ngawi untuk pengendalian hama tikus. (cse)