Silase merupakan pakan hijauan ternak seperti tebon jagung, rumput gajah dan jerami yang difermentasi, dan pakan ternak fermentasi ini mampu bertahan hingga dua tahun jika penyimpanan dilakukan dengan benar.
“Ini bisa menjadi solusi peternak untuk memastikan ketersediaan pakan yang berkualitas dan terjangkau,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu.
Terdapat lima kelompok peternak yang mengikuti pelatihan pembuatan pakan ternak fermentasi di Desa Labanasem, Kecamatan Kabat, salah satunya Kelompok Among Tani.
Menurut Ipuk, salah satu keunggulan menggunakan pakan silase mengurangi bau pada hewan ternak dan dengan silase penyerapan asupan ke dalam tubuh hewan ternak lebih maksimal sehingga kotoran tidak berbau.
Baca juga: Banyuwangi catat produksi kopi capai 10.600 ton per tahun
“Dengan pelatihan ini harapannya para peternak bisa menyediakan pakan yang berkualitas bagi hewan ternaknya, sehingga populasi ternak di Banyuwangi semakin bertambah, baik dari kualitas maupun kuantitasnya,” katanya.
Pemkab Banyuwangi juga memberikan bantuan berupa lima ekor domba, satu unit mesin pemotong dan 7 kuintal pakan ternak konsentrat kepada masing-masing kelompok peternak.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Arief Setiawan menjelaskan bahwa penggunaan silase lebih menguntungkan para peternak.
Pakan ternak fermentasi ini juga dapat digunakan sebagai bahan pakan alternatif bagi hewan ternak ruminansia, seperti kambing, domba dan sapi sehingga petani tidak harus bergantung pada pakan rumput segar.
“Saat musim kemarau peternak tidak perlu khawatir bakal kekurangan pakan karena mereka bisa membuat silase,” ujar Arief.
Silase memiliki kandungan protein lebih tinggi dibandingkan rumput segar, sehingga lebih menyehatkan dan membuat ternak lebih cepat gemuk.
Bahan-bahan silase dipotong kecil-kecil menggunakan alat pemotong, ditambahkan bakteri, kemudian disimpan dalam kondisi kedap udara dan setelah 14 hari silase sudah siap digunakan.