Berpersepsi, membangun persepsi. Dengan melihat gambar di atas akan menimbulkan banyak pandangan, banyak pendapat dam banyak pikiran. Masing-masing orang akan memberikan penilaian tersendiri, ada yang berpikiran anak laki-laki di belakang ingin berdampingan dengan anak perempuan dan bisa mengobrol, ada yang berpikiran anak laki-laki itu akan menyalip cewek karena terburu buru, ada juga yang berpikir si anak laki-laki sengaja di belakang karena tidak mau barengan dengan anak perempuan di depannya. Dan kamu sendiri, akan berpikir seperti apa?
Beragam, demikianlah yang disebut dengan membangun persepsi. Orang memberikan penilaian atas apa yang dilihat kemudian mengolahnya dalam alam pikiran lantas mengemasnya menjadi sebuah pernyataan. Itulah yang disebut dengan membangun persepsi.
Robbins (2003: 97) menjelaskan bahwa persepsi merupakan kesan yang diperoleh individu melalui panca indera, kemudian dianalisa (organisir), diintepretasi dan kemudian di evaluasi, sehingga individu memperoleh makna. Persepsi itu sendiri mempunyai sifat subjektif, karena tergantung pada kemampuan dan keadaan dari masing masing individu, sehingga akan ditafsirkan berbeda dari satu individu dengan individu yang lain.
Membangun Persepsi Positif
Pertanyaan mendasar selanjutnya adalah, bagaimana seorang individu dapat membangun persepsi positif pada dirinya? Memunculkan setiap penilaian dari sisi yang positif? Hemat penulis pribadi, persepsi adalah sebuah ritme yang operasional. Dibebaskan kepada individu untuk menentukan pilihan positif atau negatif dalam menyajikan persepsi yang dimiliki. Karena sebuah persepsi tidaklah selalu sama dengan kenyataan yang ada. Ada persepsi yang tepat, ada persepsi yang tidak.
Probabilitas kebenaran persepsi kita berimbang. Ada kemungkinan benar namun mungkin juga salah, maka untuk mengetahui kebenaran dari sebuah persepsi hanyalah dengan mencoba untuk berkomunikasi denganya. Memunculkan bukti atas persepsi yang kita miliki. Akan sangat tidak adil jika kita menilai seseorang secara parsial, yaitu dengan melihat sekilas, menyusunnya dalam pikaran dan berpersepsi kemudian tanpa mengkomunikasikan untuk mencari kebenaran, kita sudah berkesimpulan.
Dengan tidak mudah berkesimpulan, kita akan lebih memiliki kemampuan untuk berpikir netral serta mengedepankan persepsi baik dalam setiap pandangan dan penilaian. Begitu kita merubah persepsi kita, menjadi ke persepsi yang lebih positif maka dengan sendirinya sikap kitapun akan turut menjadi positif. Timbal balik, begitupula orang lain akan bersikap baik pada kita dan kesemuanya diawali dari persepsi mereka atas kita. Dan ingatlah, bahwa persepsi hanyalah sebuah opsional, berpersepsi positif atau negatif adalah perihal keberanian. Begitulah Proporsional Membangun Persepsi.
Penulis : Sukamto
Editor : Erna Dwi Susanti