SOLO – Jalan Tol Solo-Ngawi akan diperkirakan mulai beroperasi pada Januari 2018. Dalam awal pengoperasiannya ini, PT. Solo Ngawi Jaya (SNJ) akan langsung memberlakukan sistem nontunai dengan pembayaran sistem tertutup.
Direktur Keuangan PT SNJ, Yudhi Mahyudin, menginformasikan bahwa tarif jalan tol akan disesuaikan jarak tempuh. Sistem tersebut diberlakukan karena jarak jalan tol yang cukup jauh, yakni 90 km. Hal ini disesuaikan dengan pertimbangan berkeadilan.
“Pertimbangannya karena jaraknya jauh sekali, supaya lebih berkeadilan. Jadi yang pakai jarak pendek bisa lebih murah. Misal dari bandara ke Solo kan cuma 5 km,” kata Yudhi usai acara sosialisasi pembayaran nontunai jalan tol di CFD Jalan Slamet Riyadi, Solo, Minggu (19/11/2017) seperti dilansir Detik Finance.
Januari 2018 Tol Solo-Ngawi Beroperasi dengan Sistem Non Tunai. Terkait dengan besaran tarif, PT SNJ mengaku masih menunggu keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sosialisasi tarif paling lambat akan dilakukan satu minggu sebelum pengoperasian. Namun perkiraan jika dikalkulasikan dengan pemberlakuan tol Bawen-Solo Rp. 1000 per km, untuk Solo-Ngawi bisa sekitar Rp. 90 ribu atau lebih.
Imam Zarkasih, Manajer Operasional PT SNJ, dalam keterangannya menjelaskan bahwa pengguna jalan harus menempelkan kartu uang elektronik atau e-toll saat berada di pintu masuk maupun keluar. Kartu akan mengidentifikasi asal gerbang dan golongan kendaraan. Di pintu keluar, kartu digunakan untuk membayar.
PT SNJ menyediakan lima pintu gerbang untuk tol Solo-Ngawi ini, yakni di Ngasem (Kartasura), Klodran (Colomadu), Kebakkramat, Sragen dan Ngawi. Rencananya, mereka akan menambah dua pintu, yakni di Bandara Adi Soemarmo dan Purwodadi. (cse)
Sumber : Detik Finance