Para kerabat Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir meminta Nasir menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. “Jadi menteri adalah tugas yang berat, semoga bisa mengemban amanah ini dengan baik,” kata Umi Hamda, kakak ipar M. Nasir, saat ditemui di kediamannya di Dusun Paron, Desa Jambangan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Selasa, 28 Oktober 2014.
M. Nasir lahir di Ngawi pada 27 Juni 1960. Dia merupakan anak KH Mimbar Arba’i, pendiri Pondok Pesantren Arba’i Kohar di Jambangan. Sejak masih bocah hingga beranjak remaja, Nasir belajar di pondok pesantren. Setelah lulus Madrasah Aliyah, Nasir melanjutkan studi ke Universitas Diponegoro, Semarang, begitu dilansir oleh Tempo.
Menurut Umi, sebelum ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Nasir menjadi dosen di almamaternya. Beberapa waktu lalu, dia terpilih menjadi Rektor Undip. Sesuai dengan rencana, dia akan dilantik sebagai Rektor Undip pada 18 Desember 2014. “Sekarang malah menjabat sebagai orang yang bisa melantik rektor,” ujarnya.
Umi mengaku dirinya dan suaminya, Umar Abdul Jabar, merasa bangga adiknya menjabat sebagai menteri. Ia mengaku tahu Nasir menjadi menteri dari siaran televisi.
Adapun Umar mengatakan belum sempat memberikan ucapan selamat kepada Nasir karena kesulitan menghubungi telepon seluler adik kandungnya tersebut. “Teleponnya belum bisa dikontak. Yang jelas, keluarga merasa bangga,” tutur Umar.