Selama pandemi COVID-19, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada (UGM) menerapkan beberapa Teknologi Tepat Guna (TTG) di Desa Jaten, Kecamatan Jogorogo, Ngawi.
Empat di antaranya adalah teknologi ember tumpuk untuk menghasilkan Pupuk Organik Cair (POC) dari limbah organik rumah tangga, teknologi vertikultur guna pembudidayaan bunga telang (Clitoria ternatea), penggunaan bunga telang bermahkota tumpuk, dan pembudidayaan empon-empon (Tanaman Obat Keluarga) berkualitas unggul.
Tim pengabdian UGM yang diketuai oleh Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D. (Fakultas Kehutanan), bersama Nasih Yuwono, SP., MP. (Fakultas Pertanian) dan Ridla Arifriana (Sekolah Vokasi).
Sekretaris Desa Jaten, Teguh Setiawan menerima secara simbolis bantuan bibit empon-empon tahap II dari UGM di kediamannya, Senin (02/11/2020). Sebelumnya, pada tahap I, bantuan serupa juga telah diserahterimakan kepada Ketua Kelompok Tani Citrun Jaya Desa Jaten, Triono. Baik Teguh maupun Triono mendukung upaya UGM ini dalam rangka memajukan Desa Jaten.
“Empon-empon ini sangat cocok dengan potensi yang ada di Desa Jaten. Mohon UGM pun terus membimbing SDM masyarakat,” jelas Teguh.
Selain kegiatan fisik yang dilakukan secara luring (luar jaringan), tim pengabdian UGM juga mengadakan webinar bertemakan “Khasiat Rempah-Rempah dan Kemandirian Pangan di Rumah” dengan mengajak anggota gerakan pramuka dan awak media, pada 29 Oktober 2020 lalu.

Selain bekerja sama dengan masyarakat, Bappelitbang, dan Organisasi Perangkat Daerah, pengabdian UGM di lereng utara Gunung Lawu juga mulai melibatkan anggota gerakan pramuka dan para jurnalis.
“Semoga upaya ini memberikan dampak lebih luas lagi,” harap Atus yang juga merupakan Wakil Ketua Pimpinan Saka Wanabhakti Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Adapun salah satu narasumber yang berbagi resep empon-empon pada sesi webinar berasal dari Wisata Kesehatan Jamu (WKJ), Dinas Kesehatan Tegal, dr. Indah Hastuti, M.Apt.Sc. (cand.).
Selain itu, berbagai praktik hidroponik, budidaya empon-empon, ikan di dalam ember (budikdamber), ayam kampung dan pedaging diuraikan oleh Edwin Sumirosa dan Muhammad Ramdan, S.Psi. dari Sako Sekawan Persada Nusantara (SPN) Tingkat Nasional.
Menurut Edwin, untuk memanfaatkan pekarangan secara produktif selama di rumah diperlukan minat, pengetahuan, pengalaman, dan modal. Sebagai Ketua Pinsakonas SPN, Edwin telah duluan memberikan teladan di pekarangan rumahnya dengan budikdamber, beternak ayam kampung, dan pedaging skala rumahan.
Edwin mengajak peserta webinar terus melakukan hal-hal yang bermanfaat dan produktif selama di rumah, sesuaikan target menurut kemampuan dan kesempatan. Pengetahuan bisa diakses melalui media digital.
“Lakukan sebisanya dan terus tingkatkan kinerjanya. Cobalah dari hal yang kecil dan realistis,” ajak Edwin yang aktif pula sebagai Ketua DPW LDII dan IOF Kabupaten Banten.
Kasubdit Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, Dr. Ir. Ambar Kusumandari, MES. dan Kepala Bidang LITBANG Bappelitbang Ngawi Sargian Januardy, SH., MM. mengapresiasi kegiatan pengabdian yang inspiratit tersebut.
Masyarakat Jaten pun terlihat begitu antusias menanam empon-empon berkualitas unggul di pekarangannya. Ada empon-empon yang ditanam bersama dengan bunga telang seperti yang dipraktekkan oleh Sarsam Wahyudi, anggota KWT Citrun Jaya.
Bahkan Sarsam telah membersihkan kebun belakang rumahnya dan menanaminya dengan jahe merah di dua sisi bedengan dan bunga telang pada bagian tengah bedengan. Sarsam berencana menerapkan teknologi vertikultur pada bunga telang. Adapun serai wangi berada di tepi-tepi kebun.
Datangnya musim penghujan tentu mendukung upaya masyarakat Desa Jaten untuk terus memproduktifkan pekarangannya selama pandemi COVID-19 belum berakhir. Selain dapat dikonsumsi sendiri untuk meningkatkan imun tubuh, hasil panen diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan.
(*/kn)